Pages

Kamis, 05 Mei 2011


Alhamdulillah akhirnya ada inspirasi juga untuk menulis.
Entah apa judul  yang akan aku buat ini yang pasti inlah isinya :

Sulit, ketika bicara tentang masalah hati ya rasa “suka” itu. Banyak orang yang kebingungan akan masalah ini. Namun sebetulnya bukan bingung akan adanya masalah itu namun bingung bagaimana mengelola masalah itu. Inilah mungkin yang disebut-senut dengan EQ (Emotional Question) bagaimana kita mengelola gempuran-gempuran yang menyerang hati kita, melibatkan perasaan “itu”.
Terkadang kita bingung mengapa perasaan itu hadir (layaknya jaelangkung, hihii). Tapi percayalah itu anugerah darinya. Itu adalah kasih sayang darinya. Namun, bagi kalangan aktivis yang notabenenya menjaga akan hal itu, sering dibuat bingung. Rasanya seperti ada sebuat tinta hitam yang jatuh pada selembar kertas putih yang bersih (mungkin seperti itu perumpamaannya).
Sebenarnya kenapa kita harus bingung???
Bukankah itu adalah fitrah manusia untuk saling tertarik dengan lawan jenis. Ada yang siap dan ada yang tidak siap dengan perasaan ini. Ini semua tergantung dengan keadaan hati kita dan kepandaian kita untuk mengelola perasaan ini.

Seseorang pernah bilang padaku, “sebenarnya rasa suka ataupun cinta itu adalah sebuah alat ukur atau pembanding, membandingkan manakah yang lebih kita cintai?? Manusia ataukah Sang Khaliq???
Karena ketika rasa cinta itu hadir, kita akan sering mengingatnya, menyebut namanya, berbuat yang terbaik untuknya, berusaha menjadi orang yang paling diperhatikannya, de el el (terlalu banyak hehee). Jika kita mencintainya berapa jam dalam sehari kita mengingatnya??? Dan bandingkan dengan berapa jam sehari kita mengingat Allah??
Begitupun dengan aktivitas yang lainnya, membandingkan dan membandingkan.

Kecewa
Pernahkah kita kecewa oleh manusia???
JAwabannya pasti sering (saya siih, bangaimana dengan anda??)
Bukan mengapa hal itu terjadi, Tapi bagaimana itu terjadi??
Bukan siapa yang salah, tapi apa yang salah???
Kecewa karena cinta kita bertepuk sebelah tangan, kecewa karena perhatiannya berkurang, de ka ka..
Sesungguhnya ketika kita berharap pada manusia, 50% dari hal itu adalah siap-siap untuk kecewa. Karena seringkali berharap pada manusia hasilnya tidak seperti apa yang kita harapkan. Tapi bukan berarti semua terkadang ada juga yang sesuai dengan harapan. Kita hanya bisa berencana tapi Tuhan yang menentukan, so berharaplah pada Sang Maha Pemberi.

Sakit Hati
Pernah???
JAwabannya pasti “ya pernah lah, orang saya normal” hahaa
Sakit hati memang wajar toh kita manusia, itu menandakan bahwa kita benar2 hidup. Orang yang mau menyadarkan dari mimpinya aja suka menampar pipinya sendiri. So, sakit hati adalah tanda bahwa kita memang manusia normal yang berperasaan.. ^^
Nah, tapi kalau kita sakit hati terus-menerus ini belum tentu wajar. Misalkan orang lain tak sengaja menyinggung kita tapi kita menganggapnya serius dan langsung sakit hati.
Sakit hati, sakit hati dan sakit hati.
Nah yang ini perlu diwaspadai, karena mungkin ada hal yang salah dalam diri kita, entah itu factor internal atau eksternal.
Untuk mengantisipasi hal itu kita harus berpikir seperti yang orang lain pikirkan, jika kita menjadi orang lain apakah pernah terlintas dalam hati kita untuk menyakiti orang lain?? Jawabannya pasti tidak. Tidak ada dalam hati kita berniat untuk menyakiti bahkan menjatuhkan orang lain, maka orang lain pun berpikir seperti ini pada kita. Tak ada niatan mereka untuk melukai perasaan kita, sekecil apa pun (kecuali orang itu emang dendam). Jadi maafkanlah mereka, mungkin cara mereka menyampaikan yang tidak srek dengan hati kita.
Kemudian pikirkanlah apakah kata-kata mereka memberikan kita manfaat???
Kita sering geram dengan kata-kata yang melemahkan kita ataupun yang menyepelekan usaha kita. Kita geram hingga terkadang diri ini berhenti berjuang. Karena perkataan mereka. Tapi pikirkanlah dengan baik, apakah dengan kata-katanya lantas usaha kita tidak berharga?? Jawabannya belum tentu.
Allah saja menyuruh kita untuk berusaha untuk  mengubah keadaan kita menjadi lebih baik, lantas perkataan orang lain lain yang belum tentu memberi manfaat mengehentikan langkah kita??? Seberapa kuatkan kita menerima olokan dari orang lain??
Mereka saja (para ilmuwan) mendapat cemoohan setiap hari, tapi tak pernah terlintas dalam pikiran mereka untuk menghentikan langkahnya. Jadi mengapa kita harus berhenti???
Teramat sayang jika kerja keras mulia kita terhenti gara-gara perkataan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Make Your Difference to make You Different (Bruce Lee)


 

(c)2009 Smile for World. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger